Jakarta – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akhirnya angkat bicara terkait sanksi FIFA terhadap Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) yang sempat menyeret nama Indonesia dalam pemberitaan dan spekulasi publik.
Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kaitan dengan kasus tersebut dan meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu-isu yang berpotensi merusak hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia di dunia olahraga.
“Sudah jangan aneh-aneh, hubungan kita (Indonesia-Malaysia) selama ini baik. Jangan dirusak oleh oknum yang tidak mengerti apa-apa. Jangan sampai terprovokasi,” tegas Okto dalam pernyataan tertulisnya.
Hubungan Olahraga Indonesia–Malaysia
Indonesia dan Malaysia dikenal sebagai dua negara serumpun yang memiliki kedekatan sejarah, budaya, sekaligus rivalitas sehat dalam berbagai ajang olahraga internasional. Keduanya kerap berhadapan langsung di lapangan, baik di ajang SEA Games, Asian Games, maupun turnamen sepakbola.
Namun, di luar kompetisi, hubungan kedua negara dalam bidang olahraga terjalin cukup erat. KOI mencatat adanya kerja sama positif, seperti pertukaran pengalaman pelatih, program pembinaan atlet muda, hingga dukungan dalam forum olahraga multinasional.
Okto menekankan bahwa olahraga harus menjadi sarana pemersatu, bukan pemecah belah antarbangsa.
Sanksi FIFA terhadap FAM dan Pemain Naturalisasi Malaysia
Sanksi FIFA diberikan kepada Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi yang dianggap melanggar regulasi.
Daftar pemain yang terkena sanksi antara lain:
-
Gabriel Felipe Arrocha
-
Facundo Tomas Garces
-
Rodrigo Julian Holgado
-
Imanol Javier Machuca
-
Joao Vitor Brandao Figueiredo
-
Jon Irazabal Iraurgui
-
Hector Alejandro Hevel Serrano
Detail Sanksi:
-
FAM: denda 350 ribu CHF (sekitar Rp 7,3 miliar).
-
7 pemain naturalisasi: masing-masing denda 2 ribu CHF (sekitar Rp 42 juta) + larangan beraktivitas di sepakbola selama 1 tahun.
FIFA menegaskan keputusan tersebut murni berdasarkan mekanisme regulasi internal, bukan karena intervensi pihak ketiga.
Imbauan KOI: Jaga Sportivitas dan Persaudaraan
Menurut KOI, isu yang menyeret nama Indonesia hanyalah bentuk provokasi yang tidak berdasar. Okto mengingatkan agar publik tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas, fair play, dan solidaritas, terutama terhadap Malaysia yang merupakan saudara serumpun.
“Kami percaya FIFA punya mekanisme jelas dalam memutuskan sanksi. Tidak mungkin ada keputusan diambil berdasarkan intervensi negara lain. Jadi jangan sampai ada pihak yang memutarbalikkan fakta,” jelas Okto.
Kasus sanksi FIFA terhadap FAM menjadi pengingat penting bahwa regulasi olahraga internasional sangat ketat. Indonesia diminta untuk tidak terjebak dalam isu provokatif yang bisa merusak hubungan baik antarbangsa.
KOI menegaskan komitmennya untuk terus menjaga citra olahraga Indonesia agar tetap menjunjung sportivitas, persaudaraan, dan kebersamaan di kancah internasional.